Pages

Labels

Kamis, 23 Januari 2014

Gear Box Honda unggul di Moto GP



ImageSang Raja MotoGp Valentino Rossi menilai bahwa Honda kini sudah mengungguli Yamaha dalam persaingan di MotoGP. Salah satu parameternya adalah hasil di MotoGP di Brno Republik Ceko akhir pekan lalu. Dalam balapan di Brno itu Marc Marquez dan Dani Pedrosa membuat Repsol Honda mencatatkan finis satu-dua. Hasil tersebut sekaligus membuat Honda sudah memenangi empat balapan terakhir,lewat si anak Alien Marquez dan meraih pole dalam enam dari delapan seri terakhir. Apakah penyebab utamanya adalah faktor teknologiseamless shift gearbox (SSG) yang mulai digunakan oleh Honda, dan Yamaha terlambat dalam mengantisipasi teknologi ini? Teknologi ini mampu membuat percepatan perpindahan gigi  dan reduksinya menjadi halus sehingga membuat pembalapnya menjadi nyaman dan tenang.
Fakta nyata dalam teknologi MotoGp ini sudah dirasakan oleh Rossi dan Lorenzo ketika mereka selalu kalah terus dalam 3 seri terakhir. Harapan muncul ketika akan berlaga di Brno Rep. Ceko namun apa daya Yamaha belum siap dan masih terkesan malu-malu untuk menggunakan SSG ini entah ada apa dengan tim riset Yamaha yang pada faktanya Motor mereka selalu keok dalam laga MotoGp.
Teknologi SSG Team Repsol Honda
Berbicara soal gearbox SSG yang terpasang pada RC212V-RC213V, proyek gearbox baru ini dimulai ketika Honda gulung tikar dari balap F1 lima tahun yang lalu dan menarik seluruh engineer-nya dari Honda F1 ke HRC. Dipimpin oleh Shuhei Nakamoto yang juga cabut dari Honda F1 karena krisis finasial global pada saat itu, maka dimulailah proyek seamless-shift gearbox tersebut. Itu juga atas masukkan test rider Honda “Tadayuki Okada” setelah melakukan pengetesan RC212V di Mugello tahun 2008 silam.
“Chassisnya RC212V sudah cukup baik. Hanya gearbox-nya yang perlu dikembangkan lagi”, kurang lebih itu feedback Okada kepada HRC lima tahun yang lalu setelah mencicipi mesin V4 800cc milik Honda. Tak bisa dipungkiri, memang ada beberapa sentuhan tangan-tangan engineer Honda F1 dalam mengembangkan seamless-shift gearbox ini di Jepang. Menyuntikkan teknologi F1 dan mengembangkannya sedemikian rupa agar sesuai dengan regulasi MotoGP, dimana setiap pabrikan tidak diperbolehkan untuk menggunakan dual-clutch transmission alias gearbox DCT seperti yang banyak digunakan pada mobil balap.
ImageLorenzo selalu mengawali balalapan dengan start yang bagus, 2 kali race terlihat Lorenzo mampu memimpin balapan hingga paruh race, namun diakhir-akhir race salalu ditekuk oleh si bocah Alien Marquez. Jika berbicara skill maka kedua rider Yamaha ini sudah tak diragukan lagi, karena sudah sangat berpengalaman dibandingkan dengan bocah belasan tahun Marquez. Kuncinya adalah pada sebuah perkembangan teknologi, jika Yamaha tak mampu mengerjar teknologi Honda maka tamatlah riwayat Yamaha dalam mengejar podium juara dunia tahun ini.
Ketika mulai diperkenalkan pada awal 2011 silam pada tes MotoGP Sepang, ternyata banyak menuai protes dari pabrikan lainnya karena Stoner tampil sangat cepat ketika geber RC212V. Honda dituduh mengaplikasikan teknologi gearbox DCT pada mesin RC212V. Gerah dengan tudingan tersebut, maka atas permintaan FIM dibedahlah daleman gearbox itu dan Honda memperlihatkan teknologi itu kepada kepada Tim lainnya, hasilnya wooww diamlah mereka semua yang melihatnya.
“HRC tentunya tak akan menggunakan perangkat ilegal di MotoGP”, kata Shuhei Nakamoto dua tahun lalu. Belum puas dengan jawaban Nakamoto, maka berkatalah salah satu engineer HRC. “Teknologi serupa sudah lebih dulu diaplikasikan pada mobil balap IndyCar Honda”, ungkap Shinya Matsumoto yang telah mendaftarkan rancangan SSG RCV di kantor paten Jepang.
ImageHonda RC213V (2013) mengadopsi mesin V4 DOHC 4-valve berkapasitas 1000cc dengan berpendingin liquid-cooled dan dilengkapi seamless-shift gearbox. Mesin V4 prototipe Honda ini mampu memuntahkan output tenaga maksimum lebih dari 228 HP atau sekitar 170 kW. Horsepower RC213V ini terbilang lebih kecil daripada Yamaha M1 dan juga beda banget dengan Honda RC211V (2006) yang dapat mendistribusikan lebih dari 240 HP (176,5 KW).
Makanya Honda RC211V (specs 2006) ini sangat kencang ketika digeber di trek lurus dibandingkan dengan RC213V yang hanya mendistribusikan sekitar 228 HP. Berkat penggunaa mesin Honda V5 990cc, Yamaha M1 (versi lama) selalu keteteran saat duel di trek lurus dengan RC211V.
Itu merupakan ciri khas lama generasi pertama Honda RCV (2003-2006) yang kerap menang di trek lurus jika musuhnya adalah M1. Sekarang kebalikannya, gak sama seperti dulu karena rancangan mesinnya pun sudah banyak dirombak, berkat suntikkan teknologi SSG.
Sementara untuk specs terbaru, Yamaha YZR-M1 (2013) didukung dengan mesin 4-silinder segaris (inline four-cylinder) 1000cc dengan teknologi crossplane crankshaft plus berpendingin liquid-cooled. Daleman mesin M1 saat ini masih menggunakan 6-speed cassette-type gearbox dengan dukungan rasio gear alternatif. Mesin 4-silinder sejajar yang digunakan YZR-M1 ini mampu memuntahkan lebih dari 240 HP atau sekitar 176 KW.

ImageKali terakhir Yamaha mampu meraih kemenangan adalah bulan Juni lalu, ketika Rossi memenangi MotoGP Belanda. Tim pabrikan Yamaha, yang diperkuat Rossi bersama Jorge Lorenzo, bahkan belum bisa meraih pole lagi sejak MotoGP Spanyol–Lorenzo meraih pole di sana.
Walaupun biasanya Honda dan Yamaha masing-masing memiliki sirkuit yang cenderung lebih cocok untuk mereka dan sebaliknya untuk tim rival, Rossi menilai kalau Honda kini sudah mengikis kekurangan tersebut sehingga Yamaha kini sudah tertinggal dan mesti mengejar.
Apa kata Rossi dan Lorenzo?
“Aku pikir sekarang Honda, dan terutama (motor-motor) Repsol, lebih tangguh dari (Yamaha) M1,” nilai Rossi di Autosport.
“Kami harus terus berbenah. Sulit untuk berbicara mengenai satu lintasan atau yang lain (mengenai karakteristik ke sebuah pabrikan), karena kini dua motor dari pabrikan Honda amat tangguh (dan) kedua pebalapnya hebat, terutama Marc.”
Image“Jorge sudah berusaha maksimal dengan Yamaha (di Brno), berusaha memulai dengan 100 persen sedari awal, tapi itu tidak cukup. Kami mesti bekerja selangkah demi selangkah, dan juga untuk masa depan, guna meningkatkan M1 dan kembali dengan lebih termotivasi,” seru Rossi.
“Kami harus berani ambil risiko pada saat ini. Tertinggal 35 angka, dan jika tak berani ambil risiko maka kejuaraan dunia akan berakhir,” tegas Lorenzo. Menurutnya kekalahan di Indy dan Brno kemarin jelas karena faktor SSG pada RC213V yang memang sudah diadopsi Honda dari ajang F1 sejak musim 2009. Di Indy lalu Lorenzo sempat memimpin balapan dengan selisih 0,5 detik dari duo Honda sebelum diambil alih Marquez pada lap 13. Kejadian berulang lagi di Brno Rep. Ceko.
“Dengan SSG baru mungkin saya bisa unggul 1,5 detik dan bertarung jadi juara,” tambahnya. Lorenzo sendiri sudah minta dibuatkan SSG itu sejak akhir musim 2012 dan baru sepanjang musim ini dikembangkan Yamaha. Untuk kali pertama SSG versi Yamaha ini pun diuji Lorenzo dan Valentino Rossi di Brno pada awal Agustus lalu. Namun Yamaha belum yakin dan batal menggunakan SSG di Brno Rep. Ceko.
sumber : motogp.com 
http://rodex1313.wordpress.com/

0 komentar:

Posting Komentar